BAB I
AKUNTANSI
PERSEDIAAN
I.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Persediaan (Inventory) adalah elemen atau unsur yang
sangat penting dalam perusahaan terutama dalam penentuaan harga pokok penjualan
pada perusahaan dagang ataupun perusahaan manufaktur baik yang berskala kecil
maupun berskala besar.
Persediaan yang ada sangat
berpengaruh terhadap neraca maupun laporan laba rugi. Dalam neraca sebuah
perusahaan dagang atau pun manufaktur persediaan sering kali merupakan bagian
yang sangat besar dari keseluruhaan aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan, mestipun demikian jumlah dan persentasenya berbeda-beda antara
perusahaan satu dengan yang dan oleh karenanya dianggap sebagai aktiva lancar
dimana persediaan dicantumkan setelah pos piuang karena aktiva ini terbilang
cepat berubah menjadi kas.
Sebagai aktiva lancar jumlah
persediaan mempunyai pengaruh langsung terhadap laporan solvensi perusahaan,
dalam laporan laba rugi persediaan memegang peranannya sangat vital dalam
menentukan hasil operasi perusahaan dalam satu periode akuntansi.
2.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah
ini antara lain :
a.
Mengetahui definisi persediaan
b.
Mengetahui definisi sistem periodik
dan sitem perpektual
3.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini
adalah :
a.
Setelah diberikan definisi dan pembahasan memberikan
wawasan pembaca dan sikap jurusan Manajemen
Perusahaan akan dapat menjelaskan dan mengetahui persediaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Umum Persediaan
Persediaan (Inventory), merupakan
aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu
perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur),
apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana
perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan
bangunan.
Persediaan adalah pos-pos aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau
barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan
dijual.
Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan
jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan
barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang
jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan
hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan
dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian
persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun
neraca.
2.2
Sifat-Sifat Persediaan
Persediaan mempunyai sifat–sifat sebagai berikut :
a.
Persediaan biasanya merupakan sebagai aktiva lancar (Current Asset) karena masa perputarannya hanya kurang atau sama
dengan satu tahun saja.
b.
Persediaan merupakan jumlah yang besar terutama untuk perusahaan yang mengelola
persediaan dari bahan baku menjadi barang jadi.
c.
Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi bagi
perusahaan selain itu juga sangat menentukan perusahaan pada akhir periode
akuntansi.
2.3
Jenis-jenis atau Pengelompokan Persediaan
a. Bahan baku
Barang persediaan milik perusahaan yang akan
diolah lagi melalui proses produksi, sehingga akan menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi sesuai dengan kegiatan perusahaan. Besarnya persediaan bahan
baku dipengaruhi oleh perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat
diandalkannya pihak Pemasok serta tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan
kegiatan produksi.
b. Barang dalam proses
Barang dalam proses adalah barang yang masih
memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi, sehingga persediaan
barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi, yaitu waktu yang
dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk keproses produksi sampai dengan saat
penyelesaian barang jadi. Perputaran persediaan bisa ditingkatkan dengan jalan
memperpendek lamanya produksi. Dalam rangka memperpendek waktu produksi salah
satu cara adalah dengan menyempurnakan tekhnik-tekhnik rekayasa, sehingga
dengan demikian proses pengolahan bisa dipercepat. Cara laian adalah dengan
membeli bahan-bahan dan bukan membuatnya sendiri.
c. Barang jadi
Barang jadi adalah barang hasil proses
produksi dalam bentuk final sehingga dapat segera dijual, pada persediaan ini
besar kecilnya persediaan barang jadi sebenarnya merupakan masalah koordinasi
produksi dan penjualan. Manajer keuangan dapat merangsang peningkatan penjualan
dengan cara mengubah persyaratan kredit atau dengan memberikan kredit untuk
resiko yang kecil (marginal risk). Tetapi tidak peduli apakah barang-barang
tercatat sebagai persediaan atau sebagai piutang dagang, manajer keuangan harus
tetap membiayainya. Sebenarnya perusahaan lebih suka menjualnya (dan tercatat
sebagai piutang dagang), karena dengan demikian untuk menuju realisasi kas
tinggal satu langkah saja. Dan laba potensial dapat menutup tambahan resiko
penagihan piutang.
Dari uraian tersebut dapat diartikan
bahwa dalam proses akuntansi persediaan, persediaan memerlukan adanya penilaian
(evaluation), karena persediaan merupakan bagian dari cost yang akan dimatch
dengan revenue, dan akan menghasilkan income dan penyajian laporan arus kas.
Dengan melihat sifat-sifat dasar persediaan
dalam hubungannya dengan kegiatan perusahaan dan tujuan serta konsep dasar
akuntansi, maka persediaan merupakan input values. Metode tersebut merupakan
salah astu konsep penilaian terhadap inventory yang akan menjadi dasar dalam
penyajian di neraca.
Penekanan pembahasan tujuan teori akuntansi
terhadap inventory, adalah menentukan alternative pedoman untuk mengevaluasi
prosedur yang dapat memberikan penilaian (pengukuran) yang lebih baik dan
memberikan informasi yang lebih baik tentang arus kas perusahaan dikemudian
hari. Beberapa dasar pengukuran inventory dari segi kadar interpretasi dan
revaluasi bagi pengambil keputusan investasi.
2.3
Sistem Pencatatan Persediaan
Dalam membantu penyajiaan persediaan agar menjadi lebih
teliti dan relevan maka dikembangkanlah beberapa metode pencatatan persediaan
dalam membantu manajemen dalam mengelola perusahaan yaitu dua metode pencatatan
persediaan yang terdiri dari metode pencatatan persediaan periodik dan metode
pencatatan persediaan perpetual.
a.
Sistem Periodik (physical)
Sistem periodik yaitu sistem
pencatatan persediaan dimana pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan
secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut
meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu
periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya. Perusahaan
yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik persediaan yang
beraneka ragam namun nilainya relatif kecil.
Sebagai ilustrasi adalah kios
majalah di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis
majalah, koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis
persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah
efisien jika harus mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun
frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan
tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang memudahkan
pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
b.
Sistem Permanen (Perpetual)
Sistem pencatatan persediaan secara
perpetual yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu
dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan.
Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai
yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu waktu sehingga
perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali persediaan pada saat mencapai
jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga elektronik (mesin cuci,
kulkas, microwave).
Cakupan
persediaan meliputi:
- Barang atau perlengkapan untuk operasional
- Bahan atau perlengkapan untuk proses produksi
- Barang dalam proses produksi
- Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan
Contoh
persediaan :
- Barang konsumsi
- Bahan untuk pemeliharaan
- Suku cadang
- Persediaan untuk tujuan strategis/ berjaga-jaga
- Materai baku
- Barang dalam proses/setengah jadi
Jenis
Persediaan :
- Perusahaan dagang adalah Persediaan berupa barang yang dibeli dengan tujuan untuk dijual
- Perusahaan manufaktur adalah Bahan baku dan penolong, Barang dalam proses, Barang jadi/produk selesai
Pengakuan persediaan :
- Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah
- Harga Pokok (Cost) Persediaan adalah jumlah semua pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual.
Masalah
Kepemilikan Barang : Barang
sudah dicatat sebagai persediaan didasarkan pada hak kepemilikannya. Penentuan
perpindahan hak atas barang antara lain timbul dalam keadaan:
- Barang dalam perjalanan (Good in Transit)
a. FOB
Shipping Point : hak atas seluruh muatan beralih
ke pembeli dengan pada saat pengiriman.
b. FOB
Destination : hak tidak beralih sampai barang
diterima oleh pembeli. Ketika barang dalam perjalanan dimasukkan dalam
persediaan si penjual,
- Barang yang dipisahkan
Apabila melakukan pembelian tetapi pengiriman tidak
dilakukan sekaligus maka pembeli dapat mencatat pembelian dan menambah
persediaan barangnya.
- Barang Konsinyasi
Sebelum barang tersebut dijual masih tetap menjadi
persediaan pihak yang menitipkan (consignor) dan pihak yang menerima titipan (consignee) tidak mempunyai
hak atas barang tersebut sehingga tidak mencatat sebagai persediaan
- Barang Angsuran
Hak atas barang tetap pada penjual sampai seluruh
harga jualnya dilunasi. Penjual akan melaporkan barang tersebut dalam
persediaannya dikurangi dengan jumlah yang sudah dibayar. Pembeli akan
melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya sejumlah yang sudah
dibayarkan.
PENGUKURAN
PERSEDIAAN
- Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
= ( Harga Pembelian + Biaya Pengangkutan + Biaya Penanganan) – (Potongan
Harga — Rabat)
- Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
= Biaya
langsung + Biaya tidak langsung
- Nilai wajar apabila apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan
= Nilai tukar aset secara wajar
METODE
PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN
- Metode Identifikasi Khusus (Specific Identification)
- Metode FIFO (First In First Out)
- Metode LIFO (Last In First Out)
- Metode Rata-Rata (Average)
- Metode LCM (Lower of Cost or Market)
- Metode Taksiran ; Retail Methode, Gross Profit Methode,
Menurut Stice,et.al dalam bukunya “Intermediate
Akuntansi” menyatakan bahwa:
terdapat beberapa metode penilaian persediaan , yaitu:
1. ”Metode Harga Pokok
Rata-rata (Average Cost Method)
2.
Metode
First-In, First-Out (FIFO Method)
3.
Metode
Last-In, First-Out (LIFO Method)”.
(2004:682)
Di mana pada ketiga metode ini akan menghasilkan
penilaian persediaan akhir dan harga pokok yang berbeda-beda.
1. Metode Harga Pokok
Rata-rata (Average Cost Method)
Menurut metode ini,
persediaan dinilai atas dasar harga pokok rata-rata yang berlaku dalam proses
akuntansi yang bersangkutan. Metode ini tergantung pada sistem pencatatan
persediaan yang digunakan. Jika sistem pencatatan persediannya periodik,
digunakan metode Harga Pokok Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Method), sedangkan jika sistem pencatatan
persediaannya perpetual, maka digunakan metode Harga Pokok Rata-rata Bergerak (Moving Average Method).
Metode Harga Pokok Rata-rata ini (Average Cost Method ) banyak digunakan,
karena mudah untuk dilaksanakan, objektif dan tidak memberi peluang terjadinya
manipulasi laba.
Berikut
ini adalah contoh transaksi persediaan yang di Call-Mart Inc. Selama sebulan.
Diasumsikan persediaan Call-Mart Inc. sebanyak 6.000 unit pada akhir periode:
Tabel
2.2
Transaksi
Selama Bulan Maret
|
Date
Purchases Sold or
Issueed
Balance
|
|
March 2 (2,000 @ $ 4.00)
2,000
March 15 (6,000 @ $ 4.40)
8,000
March 19
4,000 unit
4,000
March 30 (2,000 @ $ 4.75) 6,000
|
Sumber :
Donald E Kieso And Jerry J Weygandt, “Intermediate Accounting”, (USA: John
Wiley and Sons Inc, 2001), hal. 406.
1)
Weighted
Average Method (Periodic Inventory)
Dengan metode
ini, Harga Pokok Rata-rata dihitung dari jumlah unit dan harga pokok persediaan
yang tersedia dijual. Berikut adalah contoh
perhitungan persediaan Call-Mart Inc. menurut weighted average method- periodik
inventory :
Tabel 2.3
Weighted
Average Method-Periodic Inventory
|
Date of Invoice
No.Units Unit
Cost Total Cost
|
||||||||
|
March 2 2,000 $ 4.00 $ 8,000
March 15 6,000 4.40 26,400
March 30 2,000 4.75 9,500
Total goods inventory 10,000 $ 43,900
10,000
Inventory in units 6,000 units
Ending inventory 6,000 X $ 4.39 = $ 26,340
Cost of goods available for sale $ 43,900
Deduct: Ending inventory $ 26,340
|
Sumber : Donald E Kieso And Jerry J Weygandt,
“Intermediate Accounting”, (USA: John Wiley and Sons Inc, 2001), hal. 407.
2)
Moving
Average Method (Perpetual Method)
Dengan metode ini, Harga Pokok
rata-rata per satuan dihitung setiap kali terjadi pembelian dengan harga
berbeda dari harga pokok rata-rata sebelumnya. Berikut ini adalah contoh
perhitungan persediaan Call-Mart Inc. menurut weighted average method-perpetual inventory :
Tabel 2.4
Moving
Average Method-Perpetual Inventory
|
Date
|
Purchases
|
Sold
or Issueed
|
Balance
|
||||||
|
|
Quantity
|
Price
|
Total
|
Quantity
|
Price
|
Total
|
Quantity
|
Price
|
Total
|
|
2-Mar
|
2,000
|
$4.00
|
$8,000
|
|
|
|
2,000
|
$4.00
|
$8,000
|
|
15-Mar
|
6,000
|
$4.40
|
$26,400
|
|
|
|
6,000
|
$4.40
|
$26,400
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8,000
|
$4.30
|
$34,400
|
|
19-Mar
|
|
|
|
4,000
|
$4.30
|
$17,200
|
4,000
|
$4.30
|
$17,200
|
|
30-Mar
|
2,000
|
$4.75
|
$9,500
|
|
|
|
4,000
|
$4.30
|
$17,200
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2,000
|
$4.75
|
$9,500
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6,000
|
$4.45
|
$26,700
|
Sumber : Donald E
Kieso And Jerry J Weygandt, “Intermediate Accounting”, (USA: John Wiley and
Sons Inc, 2001), hal. 407.
Keterangan: Tanggal 15 Maret setelah membeli 6,000 unit seharga $ 26,400,
maka jumlah persediaan yang ada menjadi 8,000 unit, dengan persediaan = $ 34,400. Harga Pokok Rata-rata yang baru =
$ 4.30 diperoleh dengan membagi $ 34,400 (nilai persediaan) dengan 8,000 unit
(jumlah persediaan).
2. Metode First-In, First-Out (FIFO Method)
Metode FIFO mengasumsikan bahwa
barang-barang yang pertama kali dibeli atau diproduksi akan dijual atau
digunakan terlebih dahulu, sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir
adalah barang-barang yang dibeli atau diproduksi terakhir.
Metode FIFO banyak digunakan oleh
perusahaan-perusahaan, karena:
1. Perhitungan
dan pelaksanaan sederhana.
2. Nilai
persediaan akhir pada neraca sesuai dengan harga yang berlaku sekarang.
3. Dapat
menghindari kerusakan dan keusangan persediaan.
Tetapi,
metode FIFO juga mempunyai kelemahan. Kelemahan ini
terlihat jika terjadi inflasi. Dengan adanya inflasi maka harga barang-barang
cenderung meningkat sepanjang waktu, karena
biaya yang dibebankan pada harga pokok barang tersebut merupakan biaya dari
barang yang dibeli pertama kali sehingga Cost
of goods sold-nya terlalu rendah (understated),
maka laba yang dilaporkan terlalu tinggi (overstated).
Akibatnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan menjadi tinggi.
Beberapa perusahaan menyukai metode
FIFO untuk tujuan pelaporan keuangan (Financial
Reporting Purpose), sebab tujuan mereka adalah melaporkan laba setinggi
mungkin.
Berikut ini adalah contoh perhitungan persediaan menurut
metode FIFO:
a)
Diasumsikan bahwa Call-Mart Inc. menggunakan
sistem periodik
Tabel 2.5
FIFO
Method- Periodic Inventory
|
Date
No.Units Unit
Cost Total Cost
|
|||
|
March 30 2,000 $ 4.75 $ 9,500
Ending invntory 6,000
$ 27,100
Cost of goods available for sale $ 43,900
|
Sumber : Donald E
Kieso And Jerry J Weygandt, “Intermediate Accounting”, (USA: John Wiley and
Sons Inc, 2001), hal. 408.
b) Disumsikan
bahw Call-Mart Inc. menggunakan sistem perpetual
Jika
menggunakan sistem perpetual, maka setiap kali barang dibeli atau dijual harus segera
ditentukan dan dicatat.
Tabel 2.6
FIFO
Method-Perpetual Inventory
|
Date
|
Purchases
|
Sold
or Issueed
|
Balance
|
||||||
|
|
Quantity
|
Price
|
Total
|
Quantity
|
Price
|
Total
|
Quantity
|
Price
|
Total
|
|
2-Mar
|
2,000
|
$4.00
|
$8,000
|
|
|
|
2,000
|
$4.00
|
$8,000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2,000
|
$4.00
|
$8,000
|
|
15-Mar
|
6,000
|
$4.40
|
$26,400
|
|
|
|
6,000
|
$4.40
|
$26,400
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8,000
|
|
$42,400
|
|
19-Mar
|
|
|
|
2,000
|
$4.00
|
$8,000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2,000
|
$4.40
|
$8,800
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4,000
|
|
$16,800
|
4,000
|
$4.40
|
$17,600
|
|
30-Mar
|
2,000
|
$4.75
|
$9,500
|
|
|
|
4,000
|
$4.40
|
$17,600
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2,000
|
$4.75
|
$9,500
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6,000
|
|
$27,100
|
Sumber : Donald E
Kieso And Jerry J Weygandt, “Intermediate Accounting”, (USA: John Wiley and
Sons Inc, 2001), hal. 408.
Dari
tabel di atas, maka dapat diketahui:
Ending Inventory $
27,100
Cost of goods sold $ 16,800 [ (2,000 @ $ 4.00) +
(2,000 @ $ 4.40)]
Jika menggunakan metode FIFO,
walaupun sistem pencatatannya berbeda (periodik atau perpetual), nilai ending inventory dan cost of goods sold pada akhir periode
akan sama besar jumlahnya.
3. Metod Last-In, First-Out (LIFO Method)
Metode LIFO mengasumsikan bahwa
barang-barang yang terakhir dibeli atau diproduksi akan dijual atau digunakan
terlebih dahulu, sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah
barang-barang yang dibeli atau diproduksi pertama kali.
Metode
LIFO ini mempunyai kelemahan yaitu :
1. Memperkecil
laba.
Penerapan
harga terbaru terhadap pendapatan berjalan akan menghasilakn penurunan laba pada periode inflasi. Akibatnya
bila pemakai laporan keuangan tidak
paham bahwa laba yang rendah itu disebabkan penggunaan LIFO, maka harga pasar saham perusahaan akan memburuk.
2. Saldo
persediaan yang tidak realistis pada neraca.
Alokasi biaya persediaan akan
dilaporkan lebih rendah. Jika
terjadi inflasi, nilai persediaan akan
dilaporkan lebih rendah dari harga pasar atau nilai ganti periode berjalan.
3. Asumsi
arus biaya yang tidak realistis.
Pembebanan
harga pokok berdasarkan LIFO tidak dapat dijadikan alat untuk memperkirakan
arus fisik barang dalam perusahaan. Jarang ditemukan dalam praktek penggunaan
atau transfer barang yang benar-benar sesuai dengan arus LIFO.
Manfaat utama
LIFO adalah:
1. Manfaat
pajak
Pengguna LIFO dapat memberikan penangguhan
sementara atas permanen atas pajak penghasilan sehingga memungkinkan
penghematan kas sepanjang tingkat harga terus meningkat dan kuantitas
persediaan tidak menurun.
2.
Pengukuran laba yang
lebih baik karena LIFO mengalokasikan gambaran laba yang cenderung hanya
melaporkan laba operasi dan menangguhkan pengakuan keuntungan pemilikan
persediaan sampai harga atau kuantitas menurun. Laba inflasi yang menyesatkan cenderung tidak tampak
sebagai bagian laba bersih bila metode LIFO digunakan.
Berikut ini adalah contoh perhitungn prsediaan menurut
metode LIFO:
a)
Diasumsikan
bahw Call-Mart Inc. menggunakan sistem periodik
Tabel 2.7
LIFO
Method-Periodic Inventory
|
Date
No.Units Unit
Cost Total Cost
|
|
March 2 2,000 $ 4.00 $ 8,000
Cost of goods available for sale $ 43,900
Deduct: Ending inventory $ 26,300
|
Sumber : Donald E
Kieso And Jerry J Weygandt, “Intermediate Accounting”, (USA: John Wiley and
Sons Inc, 2001), hal. 409.
b) Diasumsikan
bahw Call-Mart Inc. menggunakan sistem perpetual.
Jika
menggunakan sistem perpetual setiap kali barang dijual atau dikeluarkan harus
segera ditentukan dan dicatat.
Tabel 2.8
LIFO
Method-Perpetual Inventory
|
Date
|
Purchases
|
Sold
or Issueed
|
Balance
|
||||||
|
|
Quantity
|
Price
|
Total
|
Quantity
|
Price
|
Total
|
Quantity
|
Price
|
Total
|
|
2-Mar
|
2,000
|
$4.00
|
$8,000
|
|
|
|
2,000
|
$4.00
|
$8,000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2,000
|
$4.00
|
$8,000
|
|
15-Mar
|
6,000
|
$4.40
|
$26,400
|
|
|
|
6,000
|
$4.40
|
$26,400
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8,000
|
$4.40
|
$42,400
|
|
19-Mar
|
|
|
|
4,000
|
$4.40
|
$17,600
|
2,000
|
$4.00
|
$8,000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2,000
|
$4.40
|
$8,800
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4,000
|
|
$16,800
|
|
30-Mar
|
2,000
|
$4.75
|
$9,500
|
|
|
|
2,000
|
$4.00
|
$8,000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2,000
|
$4.40
|
$8,800
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2,000
|
$4.75
|
$9,500
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6,000
|
|
$26,300
|
Sumber : Donald E
Kieso And Jerry J Weygandt, “Intermediate Accounting”, (USA: John Wiley and
Sons Inc, 2001), hal. 409.
2.1.6
Perbandingan
Dari Semua Metode Penilaian Persediaan
Menurut Stice,et.al dalam bukunya “Intermediate
Akuntansi” yang diterjemahkan oleh Safrida Rumondang dan Ahmad Maulana bahwa
jumlah harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir merupakan
perbandingan dari semua metode yang digunakan adalah :
a)
“Perbandingan
konsep
b)
Perbandingan
yang mempengaruhi laporan keuangan”
(2004:684)
Adapun
penjelasan di atas adalah sebagai berikut:
a) Perbandingan
konsep
Dari titik pandang konsep, LIFO
memberikan gambaran yang lebih baik untuk harga pokok barang yang
dijual dalam laporan laba rugi dari pada FIFO, karena barang-barang yang baru
(terakhir) dengan biaya yang baru dibebankan ke penjualan karenanya harga pokok
barang yang dijual secara LIFO
dipadukan pendapatan kini dengan biaya kini. Harga Pokok Rata-rata ada di
antara LIFO dan FIFO akan tetapi pada neraca FIFO memberikan pengukuran yang lebih baik dari nilai
persediaan karena dengan pembebanan FIFO, unit yang “pertama” dijual dan unit
yang sisa yang masih baru dengan harga yang terkini. Kesimpulan LIFO memberikan
konsep pengikutan yang baik untuk pendapatan, tetapi FIFO memberikan konsep pengukuran lebih
baik untuk nilai persediaan pada neraca.
b)
Perbandingan yang
mempengaruhi laporan keuangan
Pada waktu harga persediaan naik, harga pokok barang
dijual lebih tinggi dengan LIFO, dan
lebih rendah dengan FIFO. Sebagai hasil margin
kotor, laba dan persediaan lebih
rendah dengan LIFO dan lebih tinggi dengan FIFO.
Perusahaan akan menggunakan LIFO (selama Inflasi) karena pengaruh angka-angka dalam laporan keuangan
yang tidak baik. Daya tarik LIFO dapat dijelaskan dengan satu kata “pajak”, jika
suatu perusahaan menggunakan LIFO pada
saat harga naik, harga pokok barang yang
dijual dilaporkan lebih tinggi, pendapatan yang kena pajak dilaporkan rendah
sehingga harga yang dibayar untuk pajak pendapatan rendah.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Persediaan ( inventory
) , adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada waktu tertentu,
dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal
perusahaan. Metode yang digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan
persediaan ada dua, yaitu : Metode Periodik dan Metode Perpetual. Sistem
pencatatan (administrasi) persediaan ada dua, yang pertama sistem
fisik/periodic. Berdasarkan system ini persediaan ditentukan dengan melakukan
menghitung fisik terhadap persediaan. Perhitungan fisik persediaan di lakukan
secara periodik. Dalam system ini pencatatan terhadap mutasi persediaan pada
akhir periode harus dilakukan untuk dapat menentukan fisik pesediaan yang akan
dilaporkan dalam laporan keuangan. Hasil perhitungan fisik ini dapat dipakai
sebagai dasar penentuan nilai persediaan.
Yang kedua, system perpetual,
pencatatan terhadap mutasi persediaan slalu di ikuti secara konsisten, dengan
mencatat semua transaksi yang menyebabkan berkurang atau bertambahnya
persediaan.
lV. DAFTAR PUSTAKA
Ghazali, Adeng. 2004. Civic Education.
Bandung : Benang Merah Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar